"Nur Solihin merupakan warga Blora Jateng, dan menikah dengan RD warga Pajang Solo pada Desember 2015," kata Amin, salah seorang tetangga RD, di Pajang Solo, Minggu.
Menurut Amin, sejak Nur Solihin menikah dengan RD, maka keduanya menempati rumah orang tuanya di Kapung Griyan Pajang Solo.
RD adalah putri dari pasangan suami istri Winarno dan Hermin (almarhum). RD merupakan anak kedua dari dua saudara. Nur Solihin bersama RD telah memiliki satu anak berusia sekira enam bulan.
"Solihin ini diketahui orangnya tertutup dan tidak pernah sosialisasi dengan warga sekitar. Jika rumahnya ada kumpulan saja, maka dia langsung pergi meninggalkan rumah," katanya.
Menurut dia, Solihin kalau pergi keluar rumah sering pulangnya pada malam hari, tetapi warga tidak menyangka dia terlibat kasus bom di Bekasi dan jaringan terorisme.
"Saya melihat terakhir Solihin di rumahnya, Jumat petang. Saya juga tidak mengetahui apa pekerjaan Solihin selama ini," katanya.
Lurah Pajang, Sarwoko, mengatakan bahwa RD merupakan anak dari Winarto yang tinggal di rumah Kampung Griyan, Kelurahan Pajang Solo.
"Solihin ini anak mantu Winarno. RD setelah menikah dengan Solihin tingkah lakunya juga berbeda dengan sebelumnya. Dia banyak diam dan tertutup dengan warga sekitar," kata Sarwoko.
Menurut dia, polisi sebelum melakukan penggeledahan di rumah tersebut memanggil dirinya untuk menyaksikan atau sebagai saksi.
Barang yang berhasil diamankan oleh polisi saat penggeledahan di rumah tersebut, menurut dia, tidak bisa dijelaskan secara rinci.
"Saya melihat salah satunya senjata tajam clurit yang diamankan oleh polisi," katanya.
Selain itu, polisi juga mengamankan RD atau istri Nur Solihin untuk dimintai keterangan terkait keterlibatan suaminya soal penemuan bom di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12).
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Terduga teroris Solihin nikahi RD di Solo 2015"
Posting Komentar