JAKARTA - Direktur Kerja Sama dan Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Firman Santiabudi mengaku, sulit untuk mendeteksi transaksi keuangan tereksekusi mati kasus narkoba, Fredi Budiman.
Sebab, dalam bisnis narkoba, umumnya pelaku melakukan transaksi dengan hati-hati. Bahkan, bandar narkoba, kerap melakukan transaksi dengan berbagai modus.
"Salah satu modusnya yakni dengan menggunakan nama orang lain ketika membuka rekaning bank tertentu. Karena dengan memakai nama sendiri praktis membuat dirinya terlacak," kata Firman dalam konferensi pers perihal temuan transaksi bisnis narkoba senilai Rp 3,6 triliun di markas Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur, Jumat (19/8).
Apalagi, kata dia, Fredi mengetahui secara pasti bagaimana caranya melakukan transaksi, mengingat ia sering mengendalikan narkoba dari dalam penjara. "Orang sekaliber dia pasti menggunakan nama orang lain. Kuat dugaan memakai nama orang lain," tambah Firman.
Dia juga mengungkapkan, kejahatan terselubung yang menggunakan rekening, biasanya hanya menggunakan rekening dalam jangka pendek. Hal ini dilakukan, agar mengecoh para penegak hukum.
"Modusnya dalam tiga bulan sekali, dipakainya. Kemudian dibuka lagi tapi dengan nama yang berbeda," jelas Firman.
Namun demikian, PPATK akan terus memonitor transaksi keuangan yang diduga berkaitan dengan bisnis narkoba. Firman bahkan menyebutkan, sudah menemui alur transaksi yang diduga milik Fredi. Hanya saja, Firman menolak untuk mengeksposnya lantaran masih dalam tahap penyelidikan.
"Jangan dulu. Kami takutkan nantinya pemegangnya ada dua orang. Nanti bukannya dapat, malah orang itu menutup dan kabur," tandas Firman. (mg4/jpnn)
0 Response to "Begini Sulitnya Telusuri Transaksi Keuangan Fredi Budiman-JPNN.com"
Posting Komentar